MANAJEMEN PEMASARAN
NAMA : Zefanya Putri Listoro
NPM : 17211727
KELAS: 2 EA27
Dosen :Bpk Nurhadi,SE,AK,MM
FAKULTAS
MANAJEMEN EKONOMI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
ü
BIDANG GARAP PEMASARAN
Beberapa contoh yang dipergunakan untuk menjelaskan kegiatan pemasaran selama ini mungkin saja dapat mengacaukan pengertian pemasaran atau mungkin memberi impresi yang sempit terhadap aktivitas pemasaran yang sebenarnya. Banyak contoh aplikasi seringkali memang dipergunakan barang konsumsi, yaitu barang yang didapat atau dibeli untuk tujuan konsumsi akhir.
Kegiatan pemasaran dalam arti yang luas akan mencakup bidang garap yang luas, tidak terbatas hanya pada barang konsumsi saja. Pemasaran industrial atau organisasional, pemasaran internasional, pemasaran jasa, dan pemsaran untuk organisasi nirlaba adalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam pembahasan pemasaran.
Beberapa contoh yang dipergunakan untuk menjelaskan kegiatan pemasaran selama ini mungkin saja dapat mengacaukan pengertian pemasaran atau mungkin memberi impresi yang sempit terhadap aktivitas pemasaran yang sebenarnya. Banyak contoh aplikasi seringkali memang dipergunakan barang konsumsi, yaitu barang yang didapat atau dibeli untuk tujuan konsumsi akhir.
Kegiatan pemasaran dalam arti yang luas akan mencakup bidang garap yang luas, tidak terbatas hanya pada barang konsumsi saja. Pemasaran industrial atau organisasional, pemasaran internasional, pemasaran jasa, dan pemsaran untuk organisasi nirlaba adalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam pembahasan pemasaran.
1. Pemasaran
Industrial (Industrial Marketing)
Pengertian
pemasaran industrial dalam hal ini akan banyak berkaitan dengan pemenuhan
barang-barang yang dibeli untuk tujuan proses produksi lebih lajut atau dijual
kembali. Oleh sebab itu pembahasannya akan lebih tepat untuk
perusahaan-perusahaan manufaktur. Pada umumnya pemenuhan barang-barang pada
pasar industurial dilakukan oleh pembeli organisasional. Artinya, kelompok
pembeli yang melakukan transaksi terdiri atas lembaga atau bentuk organisasi
yang mewakili individu-individu. Oleh karenanya sering disebut pemasaran
industrial sebagai pemasaran organisasional.
Prinsip dasar yang dikembangkan dalam perancangan strategi pemasaran untuk pembeli industrial atau organisasional dan pembeli akhir adalah sama. Hanya saja yang membedakan adalah pada aplikasinya. Dibanding dengan pembeli pada pasar konsumen, pembeli indus¬trial atau organisasional pada umumnya menuntut pemenuhan kebutuhan barang yang relatif lebih kompleks. Pada umumnya mereka juga memerlukan negosiasi tentang harga dan pelayanan sebelum keputusan pembelian dilakukan.
Dalam kondisi semacam itu, penjual industrial atau organisasional harus mengembangkan strategi pemasaran yang mampu mengakomodasi berbagai kebutuhan pembeli industrial. Penjualan dengan kontak langsung atau personal selling pada umumnya dianggap cara yang ampuh untuk memberi informasi atau mempengaruhi calon pembeli industrial. Sementara itu, pengiklanan umumnya akan lebih didominasi untuk mempengaruhi atau membujuk untuk pasar konsumen. Lebih dari itu, proses pengembangan produk baru juga terdapat perbedaan. Pengembangan teknologi dianggap hal yang begitu penting pada pasar industrial dibanding dengan pasar konsumen.
Hanya saja, dalam praktik banyak diamati bahwa pasar industrial cenderung "tertinggal" dalam mengadopsi konsep pemasaran, target pasar, posisi produk, dan penggunaan riset konsumen untuk mengetahui kebutuhan calon-calon konsumen. Dalam perkembangan terakhir pemasaran industrial justru kini yang banyak dipergunakan sebagai pemicu kegiatan bisnis.
Prinsip dasar yang dikembangkan dalam perancangan strategi pemasaran untuk pembeli industrial atau organisasional dan pembeli akhir adalah sama. Hanya saja yang membedakan adalah pada aplikasinya. Dibanding dengan pembeli pada pasar konsumen, pembeli indus¬trial atau organisasional pada umumnya menuntut pemenuhan kebutuhan barang yang relatif lebih kompleks. Pada umumnya mereka juga memerlukan negosiasi tentang harga dan pelayanan sebelum keputusan pembelian dilakukan.
Dalam kondisi semacam itu, penjual industrial atau organisasional harus mengembangkan strategi pemasaran yang mampu mengakomodasi berbagai kebutuhan pembeli industrial. Penjualan dengan kontak langsung atau personal selling pada umumnya dianggap cara yang ampuh untuk memberi informasi atau mempengaruhi calon pembeli industrial. Sementara itu, pengiklanan umumnya akan lebih didominasi untuk mempengaruhi atau membujuk untuk pasar konsumen. Lebih dari itu, proses pengembangan produk baru juga terdapat perbedaan. Pengembangan teknologi dianggap hal yang begitu penting pada pasar industrial dibanding dengan pasar konsumen.
Hanya saja, dalam praktik banyak diamati bahwa pasar industrial cenderung "tertinggal" dalam mengadopsi konsep pemasaran, target pasar, posisi produk, dan penggunaan riset konsumen untuk mengetahui kebutuhan calon-calon konsumen. Dalam perkembangan terakhir pemasaran industrial justru kini yang banyak dipergunakan sebagai pemicu kegiatan bisnis.
2. Pemasaran
Internasional
Perusahaan-perusahaan multinasional atau mungkin lebih tepat dikatakan perusahaan transnasional banyak dijumpai di Indonesia. Perusahaan Coca-cola, IBM, Unilever, Nestle adalah sebagian perusahaan transnasional, yaitu perusahaan-perusahaan yang mempunyai kegiatan operasi di luar batas wilayah geografis suatu negara. Pemasaran internasional dalam hal ini nampak lebih beresiko dan lebih kompleks jika dibanding dengan kegiatan pemasaran yang berlingkup domestik. Beberapa hal yang menyebabkan perancangan strategi untuk pemasaran internasional begitu kompeks antara lain adalah:
• Perbedaan kultural: banyak kasus dijumpai bahwa rancangan strategi pemsaran yang diterapkan di Indonesia tidak dapat diterapkan di negara lain, begitu pula sebaliknya.
• Perbedaan media: strategi pengiklanan seringkali juga tidak dapat dipergunakan secara universal. Sebagai contoh, model-model iklan yang cukup sensual dan menonjolkan keindahan tubuh sangat jarang dijumpai pada negara-negara yang menganut ajaran muslim ketat.
• Perbedaan dalam pola berbisnis: cara orang Amerika melakukan kegiatan bisnis seringkali dianggap hal yang aneh bagi bangsa-bangsa di banyak negara atau demikian pula sebaliknya. Penghargaan atas waktu, pembuatan perjanjian, dan cara seseorang memperoleh keuntungan adalah sebagian dari pola bisnis yang berbeda antar negara, yang pada akhirnya membawa perbedaan dalam merancang strategi pemsarannya.
Perusahaan-perusahaan multinasional atau mungkin lebih tepat dikatakan perusahaan transnasional banyak dijumpai di Indonesia. Perusahaan Coca-cola, IBM, Unilever, Nestle adalah sebagian perusahaan transnasional, yaitu perusahaan-perusahaan yang mempunyai kegiatan operasi di luar batas wilayah geografis suatu negara. Pemasaran internasional dalam hal ini nampak lebih beresiko dan lebih kompleks jika dibanding dengan kegiatan pemasaran yang berlingkup domestik. Beberapa hal yang menyebabkan perancangan strategi untuk pemasaran internasional begitu kompeks antara lain adalah:
• Perbedaan kultural: banyak kasus dijumpai bahwa rancangan strategi pemsaran yang diterapkan di Indonesia tidak dapat diterapkan di negara lain, begitu pula sebaliknya.
• Perbedaan media: strategi pengiklanan seringkali juga tidak dapat dipergunakan secara universal. Sebagai contoh, model-model iklan yang cukup sensual dan menonjolkan keindahan tubuh sangat jarang dijumpai pada negara-negara yang menganut ajaran muslim ketat.
• Perbedaan dalam pola berbisnis: cara orang Amerika melakukan kegiatan bisnis seringkali dianggap hal yang aneh bagi bangsa-bangsa di banyak negara atau demikian pula sebaliknya. Penghargaan atas waktu, pembuatan perjanjian, dan cara seseorang memperoleh keuntungan adalah sebagian dari pola bisnis yang berbeda antar negara, yang pada akhirnya membawa perbedaan dalam merancang strategi pemsarannya.
3. Pemasaran
Jasa
Perkembangan sektor jasa pada umumnya akan mengikuti perkembangan perekonomian negara pada umumnya. Pemasaran jasa, dalam hal ini juga akan bervariasi mengikuti pola perkembangan perekonomian yang ada. Munculnya lembaga perbankan, broker, restaurant, hotel, asuransi, museum, dan theatre adalah merupakan indikasi berkembangnya sektor jasa.
Kegiatan pemasaran jasa, dalam hal-hal tertentu, akan berbeda dengan model pemsaran yang dikembangkan untuk pemasaran barang. Jasa tidak dapat didistribusikan atau disimpan seperti halnya dengan barang. Selain itu jasa juga tidak dapat ditransfer dari pedagang besar ke pengecer dan pada akhirnta ke konsumen. Pada umumnya jasa ditransfer lang sung dari produsen ke konsumen. Lebih dari itu, jasa lebih bervariasi dibanding dengan barang sehingga kadangkala sukar untuk distandardisasi. Sebagai contoh, standar pelayanan untuk bank mestinya juga berbeda dengan standar pelayanan untuk restaurant.
Perkembangan sektor jasa pada umumnya akan mengikuti perkembangan perekonomian negara pada umumnya. Pemasaran jasa, dalam hal ini juga akan bervariasi mengikuti pola perkembangan perekonomian yang ada. Munculnya lembaga perbankan, broker, restaurant, hotel, asuransi, museum, dan theatre adalah merupakan indikasi berkembangnya sektor jasa.
Kegiatan pemasaran jasa, dalam hal-hal tertentu, akan berbeda dengan model pemsaran yang dikembangkan untuk pemasaran barang. Jasa tidak dapat didistribusikan atau disimpan seperti halnya dengan barang. Selain itu jasa juga tidak dapat ditransfer dari pedagang besar ke pengecer dan pada akhirnta ke konsumen. Pada umumnya jasa ditransfer lang sung dari produsen ke konsumen. Lebih dari itu, jasa lebih bervariasi dibanding dengan barang sehingga kadangkala sukar untuk distandardisasi. Sebagai contoh, standar pelayanan untuk bank mestinya juga berbeda dengan standar pelayanan untuk restaurant.
4. Pemasaran
Untuk Organisasi Nirlaba
Satu bidang garap pemasaran yang relatif baru dikembangkan adalah pemasaran untuk organisasi nirlaba. Museum, rumah sakit, lembaga pendidikan, dan organisasi massa adalah merupakan bentuk-bentuk organisasi yang kini juga membutuhkan sentuhan bidang pemasaran. Pemasaran untuk bentuk-bentuk organisasi tersebut sering juga dikenal dengan pemasaran sosial (social marketing).
Beberapa perbedaan mendasar kegiatan pemasaran untuk organisasi yang berorientasi profit dan organisasi nirlaba adalah:
• Orientasinya pada isu publik (kesehatan, ekologi)
• Lebih banyak mendapat sorotan massa • Banyak tergantung pada donasi.
Satu bidang garap pemasaran yang relatif baru dikembangkan adalah pemasaran untuk organisasi nirlaba. Museum, rumah sakit, lembaga pendidikan, dan organisasi massa adalah merupakan bentuk-bentuk organisasi yang kini juga membutuhkan sentuhan bidang pemasaran. Pemasaran untuk bentuk-bentuk organisasi tersebut sering juga dikenal dengan pemasaran sosial (social marketing).
Beberapa perbedaan mendasar kegiatan pemasaran untuk organisasi yang berorientasi profit dan organisasi nirlaba adalah:
• Orientasinya pada isu publik (kesehatan, ekologi)
• Lebih banyak mendapat sorotan massa • Banyak tergantung pada donasi.
ü
PERENCANAAN PEMASARAN MIKRO
Deskripsi pemasaran secara eksplisit tidak menjelaskan tentang dinamika proses yang dibutuhkan untuk memformulasi dan mengiplementasi strategi pemasaran. Peran seorang manajer pemasaran dalam kaitannya dengan proses perencanaan pemasaran adalah mengidentifikasi kesempatan dan kemudian menterjemahkan kesempatan tersebut ke dalam bentuk strategi pemasaran.
Secara ringkas, perencanaan pemasaran dapat terjadi pada dua tingkatan: tingkat produk dan tingkat korporasi. Pada tingkat produk, tugas utamanya adalah melakukan identifikasi kesempatan untuk penciptaan produk baru atau revitalisasi produk yang sudah ada. Kedua tugas ini lah yang merupakan tanggung jawab manajer madya atau dalam hal ini manajer pemasaran. Sedangkan pada tingkat korporasi, perencanaan pemasaran diarahkan untuk evaluasi total bauran produk perusahaan. Perencanaan pemasaran pada tingkat korporat adalah merupakan alat yang dipergunakan untuk menentukan langkah dan pencapaian tujuan perusahaan dalam jangka panjang. Dengan kata lain, perencanaan perusahaan merupakan cerminan alokasi sumberdaya perusahaan kepada masing-masing manajer yang pada akhirnya memungkinkan perencanaan pemasaran pada tingkat produk. Itu sebabnya perencanaan pemasaran pada tingkat korporat adalah merupakan tanggung jawab manajer puncak.
1. Perencanaan Pemasaran Pada Tingkat Produk
Proses perencanaan pemasaran pada tingkat produk secara singkat disajikan pada gambar berikut.
Deskripsi pemasaran secara eksplisit tidak menjelaskan tentang dinamika proses yang dibutuhkan untuk memformulasi dan mengiplementasi strategi pemasaran. Peran seorang manajer pemasaran dalam kaitannya dengan proses perencanaan pemasaran adalah mengidentifikasi kesempatan dan kemudian menterjemahkan kesempatan tersebut ke dalam bentuk strategi pemasaran.
Secara ringkas, perencanaan pemasaran dapat terjadi pada dua tingkatan: tingkat produk dan tingkat korporasi. Pada tingkat produk, tugas utamanya adalah melakukan identifikasi kesempatan untuk penciptaan produk baru atau revitalisasi produk yang sudah ada. Kedua tugas ini lah yang merupakan tanggung jawab manajer madya atau dalam hal ini manajer pemasaran. Sedangkan pada tingkat korporasi, perencanaan pemasaran diarahkan untuk evaluasi total bauran produk perusahaan. Perencanaan pemasaran pada tingkat korporat adalah merupakan alat yang dipergunakan untuk menentukan langkah dan pencapaian tujuan perusahaan dalam jangka panjang. Dengan kata lain, perencanaan perusahaan merupakan cerminan alokasi sumberdaya perusahaan kepada masing-masing manajer yang pada akhirnya memungkinkan perencanaan pemasaran pada tingkat produk. Itu sebabnya perencanaan pemasaran pada tingkat korporat adalah merupakan tanggung jawab manajer puncak.
1. Perencanaan Pemasaran Pada Tingkat Produk
Proses perencanaan pemasaran pada tingkat produk secara singkat disajikan pada gambar berikut.
a. Tujuan
Pemasaran
Penetapan tujuan pemasaran dilakukan sebagai pegangan dasar bagi manajer madya di dalam memformulasi strategi. Proses penetapan tujuan ini dapat dilakukan dengan melakukan identifikasi kesempatan yang memungkinkan perusahaa dapat mengembangkan manfaat maksimum dibanding pesaing.
Penetapan tujuan pemasaran dilakukan sebagai pegangan dasar bagi manajer madya di dalam memformulasi strategi. Proses penetapan tujuan ini dapat dilakukan dengan melakukan identifikasi kesempatan yang memungkinkan perusahaa dapat mengembangkan manfaat maksimum dibanding pesaing.
b.
Identifikasi Kesempatan
Proses identifikasi kesempatan pemasaran pada dasarnya adalah •menggali lebih jauh tentang kebutuhan manusia yang belum terpenuhi dengan produk yang ada. Rd ini berarti peran riset pemasaran sangat menentukan kejelian pemasar dalam menentukan tin gkat kebutuhan masyarakat yang belum terpenuhi.
Proses identifikasi kesempatan pemasaran pada dasarnya adalah •menggali lebih jauh tentang kebutuhan manusia yang belum terpenuhi dengan produk yang ada. Rd ini berarti peran riset pemasaran sangat menentukan kejelian pemasar dalam menentukan tin gkat kebutuhan masyarakat yang belum terpenuhi.
c.
Fokus Perencanaan Pemasaran
Setelah melakukan identifikasi kesempatan, manajemen harus menentukan , perencanaan pemasaran yaitu apakah kesempatan pemasaran tersebut dilakukan uen&an mengembangkan produk baru atau mengembangkan produk yang sudah ada. Secara singkat fokus perencanaan pemasaran diarahkan pada tiga hal:
• Pengembangan produk baru
• Memperluas lini produk yang sudah ada
• Revitaliasi merek produk yang ada.
Setelah melakukan identifikasi kesempatan, manajemen harus menentukan , perencanaan pemasaran yaitu apakah kesempatan pemasaran tersebut dilakukan uen&an mengembangkan produk baru atau mengembangkan produk yang sudah ada. Secara singkat fokus perencanaan pemasaran diarahkan pada tiga hal:
• Pengembangan produk baru
• Memperluas lini produk yang sudah ada
• Revitaliasi merek produk yang ada.
d.
Pengembangan Strategi
Pemasaran
Strategi pemasaran adalah merupakan hasil dari perencanan pemasaran. Pengembangan strategi pemasaran memerlukan serangkai an tahapan: identifikasi segmen pasar, target pasar, penentuan posisi produk, dan formulasi bauran pemasaran.
Strategi pemasaran adalah merupakan hasil dari perencanan pemasaran. Pengembangan strategi pemasaran memerlukan serangkai an tahapan: identifikasi segmen pasar, target pasar, penentuan posisi produk, dan formulasi bauran pemasaran.
e.
Evaluasi dan Pengendalian
Proses evaluasi dan pengendalian pada prinsipnya adalah mencari bentuk kesesuaian antara pendapatan dan biaya-biaya pemasaran yang nyata dan prakiraan. Proses penyesuaian mungkin perlu dilakukan apabila volume penjualan yang diperoleh di bawah target atau biaya-biaya pemasaran melebihi ekspektasi.
2. Perencanaan Pemasaran Pada Tingkat Korporit
Proses perencanaan pemasaran pada tingkat korporat dalam hal ini dilakukan untuk dapat memperoleh kesesuaian antara kesempatan investasi dan sumberdaya perusahaan. Secara ringkasi perencanaan pemasaran pada tingkat korporat disajikan pada Gambar 1.4. berikut.
Proses evaluasi dan pengendalian pada prinsipnya adalah mencari bentuk kesesuaian antara pendapatan dan biaya-biaya pemasaran yang nyata dan prakiraan. Proses penyesuaian mungkin perlu dilakukan apabila volume penjualan yang diperoleh di bawah target atau biaya-biaya pemasaran melebihi ekspektasi.
2. Perencanaan Pemasaran Pada Tingkat Korporit
Proses perencanaan pemasaran pada tingkat korporat dalam hal ini dilakukan untuk dapat memperoleh kesesuaian antara kesempatan investasi dan sumberdaya perusahaan. Secara ringkasi perencanaan pemasaran pada tingkat korporat disajikan pada Gambar 1.4. berikut.
a.
Penetapan Tujuan Umum Perusahaan
Kinerj a pemasaran produk baru atau produk perusahaan yang sudah ada akan ditentukan oleh beberapa kriteria yang berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Namun demikian, secara umum kinerj a pemasaran dapat ditentukan dengan membandingkan target pengembalian investasi atau sering dikenal dengan Return on Investment (ROI) dengan standar keuntungan bebas resiko yang ada. Logika sederhana menyatakan bahwa perusahaan akan di nilai "balk" apabila mampu mencapai target ROI di atas tingkat keuntungan bebas resiko.
Kinerj a pemasaran produk baru atau produk perusahaan yang sudah ada akan ditentukan oleh beberapa kriteria yang berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Namun demikian, secara umum kinerj a pemasaran dapat ditentukan dengan membandingkan target pengembalian investasi atau sering dikenal dengan Return on Investment (ROI) dengan standar keuntungan bebas resiko yang ada. Logika sederhana menyatakan bahwa perusahaan akan di nilai "balk" apabila mampu mencapai target ROI di atas tingkat keuntungan bebas resiko.
b.
Evaluasi Alternatif Kesempatan
Pasar
Perencanaan pemasaran pada tingkat korporat juga harus melakukan penilaian terhadap
Perencanaan pemasaran pada tingkat korporat juga harus melakukan penilaian terhadap
berbagai alternatif kesempatan pasar yang ada. Proses evaluasi dalam praktik banyak dilakukan oleh suatu komite yang ditunjuk oleh manajemen puncak. Pada prinsipnya komite yang ditunjuk hams marnpu mempertimbangkan proses pengembangan internal dengan kesempatan investasi yang dilakukan dengan pengembangan eksternal. Pertimbangan yang dipergunakan juga tetap mendasarkan diri pada asas manfaat dan biaya.
a.
Pengembangan Strategi Pemasaran
pada Tingkat Korporat
Perencanaan pemasaran, seperti sudah disebut pada bagian awal, adalah merupakan guidelines bagi pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang. Perusahaan dapat menempuh beberapa strategi pertumbuhan tergantung pada konsentrasinya pada revitalisasi produk yang ada, pengembangan produk baru, atau akuisisi eksternal untuk kegiatan bisnis yang baru. Apapun bentuk strategi pertumbuhan yang dipilih, semuanya dirancang untuk mampu memaksimumkan bauran antara produk dan pasar baik untuk produk baru, dengan pasar baru maupun untuk produk lama, pasar lama.
Alokasi sumberdaya pada tingkat korporat ini kadangkala memang terasa sulit dan rumit. Hal ini disebabkan keputusan yang diambil merupakan perencanaan sentral bagi upaya pendanaan dan pada akhirnya penentuan kinerja perusahaan.
Perencanaan pemasaran, seperti sudah disebut pada bagian awal, adalah merupakan guidelines bagi pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang. Perusahaan dapat menempuh beberapa strategi pertumbuhan tergantung pada konsentrasinya pada revitalisasi produk yang ada, pengembangan produk baru, atau akuisisi eksternal untuk kegiatan bisnis yang baru. Apapun bentuk strategi pertumbuhan yang dipilih, semuanya dirancang untuk mampu memaksimumkan bauran antara produk dan pasar baik untuk produk baru, dengan pasar baru maupun untuk produk lama, pasar lama.
Alokasi sumberdaya pada tingkat korporat ini kadangkala memang terasa sulit dan rumit. Hal ini disebabkan keputusan yang diambil merupakan perencanaan sentral bagi upaya pendanaan dan pada akhirnya penentuan kinerja perusahaan.
b.
Evaluasi dan Pengendalian
Strategi pertumbuhan yang dikembangkan pada tingkat korporat mensyaratkan bahwa kebutuhan dana harus dapat dialokasikan pada berbagai periode waktu. Pada akhir periode perencanaan, manajer puncak kemudian harus memberikan penilaian atas kinerja yang dicapai dengan ekspektasi awal yang ditunjukkan pada prakiraan.
3. Sistem Pemasaran Makro
Dalam mengembangkan perencanaan pemasaran, manajer pemasaran harus mempertimbangkan beberapa faktor lingkungan yang membentuk dan mempengaruhi permintaan. Beberapa dimensi lingkungan yang membentuk sistem pemasaran makro bahwa fokus utama sistem pemasaran makro adalah konsumen. Lapisan berikutnya adalah komponen-komponen dasar pada strategi pemasaran. Elemen ketiga terdiri atas lembaga-lembaga penunjang pelaksnaan strategi pemasaran. Akhirnya, lingkungan eksternal akan melingkupi keseluruhan aktivitas pemasaran perusahaan.
Strategi pertumbuhan yang dikembangkan pada tingkat korporat mensyaratkan bahwa kebutuhan dana harus dapat dialokasikan pada berbagai periode waktu. Pada akhir periode perencanaan, manajer puncak kemudian harus memberikan penilaian atas kinerja yang dicapai dengan ekspektasi awal yang ditunjukkan pada prakiraan.
3. Sistem Pemasaran Makro
Dalam mengembangkan perencanaan pemasaran, manajer pemasaran harus mempertimbangkan beberapa faktor lingkungan yang membentuk dan mempengaruhi permintaan. Beberapa dimensi lingkungan yang membentuk sistem pemasaran makro bahwa fokus utama sistem pemasaran makro adalah konsumen. Lapisan berikutnya adalah komponen-komponen dasar pada strategi pemasaran. Elemen ketiga terdiri atas lembaga-lembaga penunjang pelaksnaan strategi pemasaran. Akhirnya, lingkungan eksternal akan melingkupi keseluruhan aktivitas pemasaran perusahaan.