Agrowisata Pangopango di Kecamatan Makale (Foto: Joni/okezone)
TANA Toraja mengembangkan pariwisata berbasis lingkungan. Inovasi ini menjadikan kawasan Pangopango sebagai objek wisata alam dan agro wisata.
Pangopango letaknya di perbatasan Kelurahan Sapan dan Kelurahan To’sapan Kecamatan Makale Selatan atau sekira tujuh kilometer dari Kota Makale, Ibu Kota Kabupaten Tana Toraja. Pangopango juga berada di tengah-tengah perbatasan beberapa kecamatan. Di sebelah Utara berbatasan dengan Kota Makale, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Mengkendek, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Bonggokaradeng dan sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Gandasil.
Pangopango merupakan kawasan hutan hujan tropis sangat pontensial dikembangkan sebagai objek wisata alam. Kesejukan alam yang masih alami mulai terasa saat memasuki kawasan Pangopango. Disamping kiri kanan jalan ditumbuhi berbagai jenis tanaman hutan yang masih asri. Sepanjang perjalanan, pengunjung bisa melihat panorama alam dengan latar pengunungan biru yang menjulang tinggi.
Di atas puncak Pangopango dengan ketinggian sekira 1.100 meter dari permukaan laut, pengunjung bisa melihat berbagai keindahan panorama alam. Hamparan sawah, bukit kapur hingga pengunungan biru yang menjulang tinggi diselimuti kabut terpampang di depan mata.
Jika cuaca cerah, wajah seluruh Kota Makale dan ¾ kota Rantepao Ibu Kota Toraja Utara terlihat jelas dari puncak Pangopango. Untuk mengembangkan potensi Pangopango sebagai objek wisata berbasis lingkungan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tana Toraja terus berbenah. Saat ini, sementara dibangun akses jalan menuju kawasan wisata Pangopango.
“Pangopango memiliki panorama alam luar biasanya indahnya. Sangat disayangkan jika potensi wisata itu tidak dimanfaatkan,” ujar bupati Tana Toraja, Theofilus Allorerung.
Selain berpotensi menjadi objek wisata alam, Pangopango juga berpotensi sebagai daerah agrowisata. Di sekitar Pangopango terdapat sumber mata air yang tidak pernah kering. Sumber mata air itu dimanfaatkan masyarakat setempat untuk minum dan pertanian didukung dengan tanah yang subur. Hasil pertanian dan perkebunan masyarakat setempat hingga saat ini belum tercemar karena belum menggunakan pestisida maupun pupuk nonorganik. Pengolahan pertanian dan perkebunan pun masih bersifat tradisional.
Rencananya, Pemkab Tana Toraja akan menjadikan kawasan Pangopango sebagai agrowisata. Setiap pengunjung yang datang berwisata di Tana Toraja bisa langsung menikmati hasil pertanian dan perkebunan dengan memetik langsung dari kebun milik masyarakat. Bahkan, di kawasan sekitar Pangopango akan dijadikan sebagai daerah percontohan tanaman markisa, tamarillo, dan wortel.
“Tahun 2012, Pemkab Tana Toraja akan menggelontorkan dana sekitar Rp2 miliar untuk menyulap Pangopango sebagai kawasan agro wisata,” tutup Theofilus.
http://travel.okezone.com/read/2012/01/09/408/553853/pangopango-agrowisata-baru-di-tana-toraja