Yup. Seperti itulah ketajaman pedang asli buatan Jepang.
Kata nihontō diciptakan oleh seorang puitis China dari Dinasti Song (960–1279) yang memang pada awalnya pedang yang ada di Jepang dikirim dari China. Sebelum tahun 987, pedang-pedang Jepang hanya berbentuk lurus dan monoton.
Sampai suatu ketika seorang ahli pedang yang bernama Amakuni dan anaknya Amakura bertekad untuk membuat pedang yang paling kuat dan efektif setelah mereka kecewa melihat pedang-pedang ksatria Jepang patah dan rusak parah. Para pembuat pedang lainnya mengatakan bahwa Amakuni sudah gila karena bekerja siang dan malam hanya untuk membuat pedang khayalan.
31 hari kemudian terciptalah Tachi (太刀:たち), pedang pertama di dunia yang berbentuk melengkung panjang. Kekuatannya terbukti setelah tak satu pedang Tachi yang rusak setelah dipakai berperang oleh para ksatria Jepang.
Tidak butuh waktu lama bagi sang kaisar mengangkat Amakuni untuk bekerja di kekaisaran Jepang dan membuatkan pedang bagi seluruh prajuritnya. Tachi inilah yang kemudian menjadi dasar dari semua pedang buatan Jepang sampai saat ini.
Seiring dengan berkembangnya waktu, Tachi menjadi lebih pendek, lebih ringan dan lebih tajam. Lahirlah Katana di era Muromachi (1392–1573), salah satu pedang yang paling sering digunakan di jaman perang oleh para samurai yang rela berkorban nyawa demi menghormati reinkarnasi sang dewa matahari.
Konon pedang sang kaisar dibuat dengan upacara dan doa-doa khusus agama Shinto yang lamanya sampai berminggu-minggu.
Katana asli terbuat dari besi tampaan khusus bernama Tamahagane (玉鋼:たまはがね) yang berarti besi berlian. Sangat tidak mudah dalam menemukan besi kelas satu ini karena Tamahagane hanya diproduksi setahun sekali di musim dingin. Pembuatannya-pun tidak sembarangan dan memakan waktu yang cukup lama.
Yang membedakan setiap pedang adalah panjang pedang tersebut dan diukur berdasarkan shaku (1 shaku = 30 cm). Berikut jenis-jenisnya...
Tantō atau Aikuchi (Pisau) = Panjangnya kurang dari 30 cm. Biasa digunakan untuk pertarungan jarak dekat, dilempar ke arah musuh dan juga sebagai alat untuk "menyucikan diri" dari segala kesalahan ~ alias hara-kiri (bunuh diri).
Shōtō (Pedang Pendek) = Panjangnya lebih dari 30 cm tapi kurang dari 60 cm. Wakizashi, Kodachi dan Chisakatana termasuk dalam jenis Shōtō yang digunakan sebagai pedang pendamping.
Daitō (Pedang panjang) = Panjangnya lebih dari 60 cm tapi kurang dari 90 cm. Digunakan sebagai pedang utama dalam pertarungan antar samurai.
Odachi atau Nodachi (Pedang Besar) = Panjangnya lebih dari 90 cm. Pedang ini jarang digunakan dalam pertarungan langsung karena terlalu berat, tetapi sangat efektif dalam menjatuhkan kuda lawan atau mematahkan benda-benda besar lainnya.