Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar
Dosen : Muhammad Burhan Amin
Topik Makalah
Analisis Upaya Melestarikan Budaya Bangsa
Kelas : 1-EA26
Tanggal Penyerahan Makalah : 21 November 2011
Tanggal Upload Makalah : 22 November 2011
P E R N Y A T A A N
Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam penyusunan makalah ini saya buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari tim / pihak lain.
Apabila terbukti tidak benar, saya siap menerima konsekuensi untuk mendapat nilai 1/100 untuk mata kuliah ini.
P e n y u s u n
N P M
|
Nama Lengkap
|
Tanda Tangan
|
17211727
|
ZEFANYA PUTRI LISTORO
|
Program Sarjana Ekonomi Manajemen
UNIVERSITAS GUNADARMA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunianya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini . Makalah ini di susun dengan maksud untuk menjelaskan secara garis besar materi tentang :“ ANALISIS UPAYA MELESTARIKAN BUDAYA BANGSA“
Dalam proses penyusunan makalah ini saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahan , hal ini semata mata karena pengetahuan kami sangatlah terbatas dan sederhana , untuk itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Bekasi, 17 November 2011
Zefanya Putri Listoro
DAFTAR ISI
Pernyataan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab 1 PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
2.Tujuan
3.Sasaran
Bab 2 PERMASALAHAN
1.Kekuatan
2.Kelemahan
3.Peluang
4.Hambatan
Bab 3 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1.Kesimpulan
2.Rekomendasi
REFERENSI
BAB I PENDAHULUAN
1 . LATAR BELAKANG
Indonesia, dengan letaknya yang strategis dan kekayaan alamnya yang berlimpah, mengundang berbagai transaksi perdagangan dari Eropa, Arab, India dan China. Posisi ini menjadikan Indonesia pusat perdagangan yang ramai dan pelabuhan yang sibuk. Tempat bertemu dan berlebur berbagai kultur dan jamaknya etnisitas menambah kaya sejarah bangsa. Indonesia adalah sebuah bangsa yang mempunyai banyak potensi untuk menjadi yang maju dan besar. Jakarta yang dahulu dikenal dengan nama Batavia sejak semula sudah merupakan pusat kota.
tren wisata budaya mulai terpecah, wisatawan mulai tertarik juga pada hasil peninggalan masa lampau yang menempel pada dinding-dinding bangunan di kota bersejarah, kota tua pada setiap negara yang mereka kunjung. Begitu juga Kota Tua yang terdapat di Jakarta. Tak cukup sehari menyelusuri sisa-sisa Kampung Tua di Jakarta Kota. Di sana di bekas pembantaian masal terdapat satu meja sembahyang. Ada delapan Teko Teh di bekas rumah tua milik saudagar Cina. Glodok yang sekarang menjadi wilayah bisnis ternyata dulu merupakan ruang isolasi warga Cina. Upaya Museum Sejarah Jakarta menjadi pusat informasi sejarah perkembangan kota dan budaya masyarakat Jakarta sulit direalisir. Jakarta memiliki kampung-kampung tua beserta bangunan-bangunan tua yang ada di wilayah tersebut. Merupakan aset bernilai tinggi di wilayah Jakarta Kota.
Bangunan-bangunan megah dibangun di kawasan kota yang sekarang dinamakan kota tua itu, berdiri menjadi saksi bisu dari perjalanan sejarah bangsa – kemakmuran, kesejahteraan, kepedihan dan perjuangan negeri ini. Kemajuan arsitektur bangunan selalu berjalan pararel dengan kemajuan kebudayaan manusia. Arsitektur bangunan zaman sekarang diwarnai dengan unsur dekoratif dan teknologi yang kuat dalam designnya sangat bertolak belakang dengan arsitektur bangunan tua.
Bangunan-bangunan tua merupakan buah pemikiran dan perhitungan analisis yang matang. Hasil karya mata rantai intelegensia manusia, terkandung di dalamnya unsur-unsur estetika, filosofi, astrologi, teologi, geometri dan geomansi /feng shui berkolaborasi dengan komposisi sosial, politik dan budaya. Semuanya bergabung untuk membentuk jiwa dan karakter pada sebuah bangunan.
Bangunan-bangunan yang berkualitas berhasil menjadi koneksi antara visi kreatornya, impian sang pengguna atau orang yang tinggal di dalamnya menyatu dengan alam sekitarnya, dilatarbelakangi konseptual environmental metafisika, teologi dan filosofi merupakan hasil arsitektural awal yang menunjukan kemakmuran dan kesejahteraan manusia. Ditambah dengan nilai historisnya, menjadikan bangunan-bangunan tua kekayaan negara yang tak ternilai.
Bangunan-bangunan tua mendapat kehormatan dan perhatian khusus di negara-negara maju lainnya atas konsiderasi fundamental.
Program restorasi atau pemugaran bangunan tua merupakan agenda nasional untuk menjaga orisinalitas dan perawatan peninggalan sejarah bangsa. Peringatan dan perayaan sejarah tidak selamanya terlukiskan indah penuh kemenangan, di dalamnya juga terkandung sejarah yang hitam dan penuh perjuangan menjadikan arsitektur bangunan tua mendapat tempat yang sangat istimewa pada kemajuan bangsa.
2. TUJUAN
Tujuan tema ini adalah untuk menganalisis tentang melestarikan budaya bangsa kita, jadi dari makalah yang saya buat Masyarakat, pemerintah ataupun kaum muda mudi bisa ikut melestarikan kebudayaan bangsa yang sudah sangat Tua dan rentan terhadap pengusuran untuk membuat kota kota baru.
Rencana kedepan
Kawasan perencanaan Kotatua jakarta dibagi dalam 5 zonasi sesuai dengan karakteristik dan morfologinya. Zonasi yang memiliki karakteristik kuat dan tingkat tinggi kepadatan bangunan cagar budaya diberlakukan cukup ketat. Zonasi tersebut adalah zonasi 2 yang merupakan pusat kotatua abad 18 yang meliputi Taman Fatahillah, Taman Beos, Kalibesar, Roa malaka, Pintu Kecil dan daerah sekitarnya. Tata Ruang pada zonasi ini tetap dipertahan eksistingnya karena ciri kuat sejarahnya adalah GSB nol. Bayangkan jika Garis Sepadan Jalan diperlebar maka seluruh facade bangunan cagar budaya akan hilang.
Pengembangan 5 Zonasi ini diselaraskan dengan visi revitalisasi Kotatua yaitu Terciptanya kawasan bersejarah Kotatua Jakarta sebagai daerah tujuan wisata yang mengangkat nilai pelestarian dan memiliki manfaat ekonomi yang tinggi. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berusaha keras bagaimana mempertemukan kepentingan pelestarian dan kepentingan bisnis dalam pengembangan kotatua. Berharap dalam diskusi ini, para arkeolog atau yang peduli terhadap pelestarian dapat memberi sumbangsih kompromi yang ditawarkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Masterplan (MP) Kotatua sudah jadi, tinggal menunggu pengesahan. Proses pembuatan MP memang cukup lama sejak tahun 2005, karena dibuat dengan melibatkan para stakeholder bahkan telah dilakukan disiminasi agar masyarakat mengetahuinya. Barangkali yang belum terlibat banyak adalah para arkeolog.
Komitmen Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terhadap heritage tetap konsisten hingga 20 tahun kedepan. Dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Provinsi DKI Jakarta tahun 2010-2030 yang sedang mendekati finalisasi, terlihat jelas upaya pelestarian yang hendak dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, yakni dalam visi dan misi pembangunan dicantumkan 10 butir misi, salah satu misi tersebut adalah Mempertahankan Unsur-unsur Kota dan Lingkungan Bersejarah. Misi tersebut akan dikembangkan dengan stretegi penataan ruang yakni dengan strategi mengembangkan peremajaan kota di kawasan strategis berpotensi tinggi melalui revitalisasi, redevelopment dan pembaruan. Berdasarkan RTRW ini, Kotatua Jakarta menjadi kawasan strategis dalam pengembangan 20 tahun mendatang.
RTRW 2010-2030 baru disahkan tahun 2010 oleh Legislatif karena nantinya RTRW ini merupakan produk hukum Peraturan Daerah (PERDA). RTRW ini hanya memuat masalah-masalah ketataruangan yang pokok saja, sedangkan penjabarannya akan diatur kemudian dalam bentuk UDGL dan Zoning Regulation. Dengan demikian kita masih mempunyai kesempatan untuk memberi masukan pandangan arkeologis pada penjabaran aturan tersebut. Demikian pula dengan Masterplan Kotatua jakarta yang belum ditandatangani gubernur diupayakan menjadi produk hukum pada tahun 2010.
Mungkin kekurangan kami dalam merencanakan pengembangan adalah belum dimaksukan kepentingan yang bersifat arkelogis. Salah satu contohnya adalah adanya rencana pembuatan MRT yang melintas pada bawah tanah di kawasan kotatua yang tentunya akan mengganggu situs bawah tanah, nampaknya kami belum bisa mengantisipasinya secara konsepsional.
Di kawasan Kotatua banyak lahan kosong akibat bangunan rubuh dan sudah ditemukan kosong saat perencanaan dibuat. Perencanaan pengembangan diatas lahan kosong ini perlu diatur dalam pelaksanaannya, yakni para pengembang diwajibkan membiayai ekskavasi arkeologi diatas tanah kosong tersebut sebagai bagian daripada rekomendasi dikeluarkannya IMB.
3. SASARAN
Pembuatan makalah ini lebih ditujukan untuk para mahasiswa yang mempelajari Ilmu Budaya Dasar Akan tetapi makalah ini saya buat agar masyarakat khususnya kaum muda. Sehingga mereka sadar dan ikut melindungi juga melestarikan kebudayaan kita, minimal kebudayaan pada daerahnya masing masing.
untuk tetap mau melestarikan kebudayaan bangsa kita ini. Yang merupakan kekayaan sekaligus merupakan ciri dari bangsa Indonesia sendiri. Serta untuk mengajak masyarakat agar tetap mencegah dari pada terkikisnya budaya bangsa ini oleh kebudayaan-kebudayaan yang kerap meimbulkan masalah-masalah sosial.
BAB II PERMASALAHAN
Bangunan-bangunan tua hampir hilang tak terurus dan termakan oleh zaman. menjadi permasalahan yang harus di bahas dalam kondisi fisik bangunan yang sudah roboh.
Kekuatan (Strength)
a) Bangunan bangunan bersejarah, membuat daya tarik turis tersendiri kota tersebut.
b) Keadaan lingkungan yang ramah dan keadaan kota yang ramai membuat lebih di kenal
Kelemahan (Weakness)
a) Namun Keadaan bangunan yang masih ada yang tak terawat,
b) Peran pemerintah terhadap kebudayaan bangsa yang semakin jarang /kurang terhadap bangsa ini.
c) Generasi penerus semakin berkurang karena melestarikan budaya bangsa cenderung di lakukan oleh kaum yang lebih tua/lanjut usia bukan generasi muda mudi.
d) Mempelajari budaya di anggap hal yang kurang menarik karena belajar budaya sulit berkembang untuk mendapatkan peluang usaha.
Peluang (Opportunity)
a) Dapat menarik turis domestic maupun mancanegara
b) Jika Bangunan bangunan dan kampung kampung bersejarah yang masih terawat membuat kota tua masih memiliki nilai sejarah nan eksotis
c) Keindahan bangunan kota tua bisa menghasilkan devisa untuk negara
Tantangan/Hambatan (Threats)
a) Akibat dari kemajuan teknologi menjadikan kebudayaan semakin kurang di minati.
b) Karena budaya asing menyebabkan hilangnya kebudayaan bangsa sendiri
c) Bagi kaum muda mudi kurang berminat kepada kebudayaan bangsa
d) Pemerintah yang hanya ingin mengejar sertifikat, karena melestarikan budaya yang hanya di lakukan setengah hati.
BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1. Kesimpulan
a) Keadaan lingkungan yang ramah dan keadaan kota yang ramai membuat lebih di kenal
b) Kemajuan teknologi yang semakin tinggi
c) Karena budaya asing menyebabkan hilangnya kebudayaan bangsa sendiri
d) Jika Bangunan bangunan dan kampung kampung bersejarah yang masih terawat membuat kota tua masih memiliki nilai sejarah nan eksotis
2. Rekomendasi
v Penulis: Sekjen Punguan Simbolon dohot Boruna Indonesia (PSBI) tinggal di Cikeas-Bogor
v Sumber: http://properti.kompas.com/
Referensi